“…. Rumah itu Omah, Omah itu dari Om
dan Mah, Om artinya O, maknanya langit,
maksudnya ruang, bersifat jantan. Mah
artinya menghadap ke atas, maknanya bumi,
maksudnya betina. Jadi rumah adalah ruang
pertemuan laki dan rabinya. Karenanya
kupanggil kau Semah, kerna kita serumah.
Sepuluh pelataran rumah kita bersih
cemerlang supaya bocah-bocah dolan pada
krasan…"
Sebuah cuplikan karya sastra dari Darmanto Jatman yang mengingatkan kita akan berartinya makna suatu 'rumah' atau 'omah'.
Tidak hanya sebagai tempat kita berteduh,
atau suatu bentuk fisik,
akan tapi sebagai suatu kehidupan dan pembentuk kehidupan,
sebagai pencitraan maupun ekspresi diri,
sebagai suatu cita-cita maupun impian.
Tidak hanya sebagai bentuk individu bangunan,
Akan tetapi juga sebagai konteks terhadap lingkungan dan alam,
Sebagai simbol budaya dan sosial,
Sebagai bagian dari bahasa pola yang membentuk jejaring muka dunia.
Atau
Seperti yang dikatakan oleh Winston Churchill “First we shape buildings, then buildings
shape us”
Dan jadilah ia ‘baiti jannati…..rumahku surgaku’